Cetak Saring 2

Untuk menyablon berbahan dasar plastik gunakanlah screen type menengah T150 atau T165, sedangkan cat menggunakan jenis POLYTUF atau POLYMATE, tergantung jenis plastik yang digunakan. Sebagai contoh: jenis plastik bening biasanya menggunakan cat jenis POLYTUF dengan pengencer TERPINE. Sedangkan untuk plastik buram/PVC/ember/gayung dll menggunakan jenis POLYMATE dengan pengencer M4.

Dari kedua jenis tersebut banyak tukang sablon menggunakan cat jenis POLYMATE dengan pengencer M4, dengan alasan jenis cat tersebut cukup baik digunakan untuk kedua bahan dasar plastik tersebut.

Menyablon plastik cukup rumit, harus berlangsung dengan cepat dan stabil. Sering sekali screen yang digunakan cepat kering dan mampet sehingga harus dibersihkan (digosok) berulang-ulang dengan menggunakan kain bersih yang di basahi dengan pengencer.  Untuk mengatasi masalah tersebut, anda harus mengatur tempo penyablonan secara konsisten dalam kecepatan menyablon. Menyablon plastik harus cepat dan tidak boleh berlama-lama.

Sablon bahan dasar kertas Menyablon berbahan dasar kertas, jenis screen yang digunakan adalah type menengah keatas seperti T150, T165, S180 dan S200 agar hasil sablonanya menjadi halus dan bagus. Cat yang digunakan adalah Vinil Gloss dengan pengencer M3 atau dengan menggunakan pengencer FUJISOL. Untuk pengafdrukan gunakan obat afdruk yang berbasis SOLVEN atau berbasis minyak.
Sablon bahan dasar kain. Menyablon berbahan dasar kain cukup dengan menempelkan screen diatas kain/kaos/spanduk, cukup dengan satu atau dua kali gesutan rakel. Gunakan screen dengan type rendah T48, T54 untuk menghasilkan sablonan yang baik.
Penggunaan cat untuk dasar kain pada dasarnya berwarna putih kental, lalu menjadi berwarna apa saja dengan ditambahkan bahan pewarna “PIGMENT” kedalam cat tersebut. Agar hasil sablonan pada kain tahan lama, campurkan sedikit cairan “PENGUAT WARNA” pada cat yang sudah dicampur dengan pewarna. Untuk penyablonan kaos/kain sebaiknya menggunakan alas papan triplex pada bagian dalamnya agar cat tidak tembus kebelakang. Hasil sablonan dapat diberi efek mengkilap dengan cara menyablon sekali lagi (gambar/tulisan sablon yang sudah ada) dengan screen yang sama menggunakan bahan TOP COUT.
Sablon timbul pada kertas. Dengan menggunakan “BUBUK TIMBUL”, kita dapat menghasilkan sablon timbul pada kertas dengan cara:
Kertas yang sudah disablon (masih dalam keadaan basah) ditaburi dengan bubuk timbul secara merata. kemudian dikeringkan dengan menggunakan strika (jangan terlalu panas) dengan membalikan kertas tersebut diatas bantalan busa, kemudian press dengan strika.
Pembuatan corak pada screen Pada tulisan kali ini, saya akan menulis cara membuat corak pada Screen. Teknik membuat corak/design pada gasa dari Screen ini ada beberapa cara, yaitu:

1. Cara penggambaran langsung (direct painting methode).
2. Cara pemotongan (cut put methode).
3. Cara “PROFILM”.
4. Cara Resist.
5. Cara Photo-copy.

Sebelumnya, tentu kita kudu bikin corak pada pada kertas. Bisa saja kita membuat design pake Corel lalu kita print (bisa dengan tinta hitam saja, ataupun berwarna). Setelah pekerjaan selesai, baru kita menentukan cara apa yang mau dipakai untuk memindahkan corak/gambar ke Screen.

Misalnya, kita memilih cara pemotongan (cut put methode). cara ini adalah yang mudah, dan cara ini bisa dilakukan untuk corak-corak yang besar en gak banyak variasinya. Sebagai bahan digunakan kertas tipis yang tembus cahaya dan silet/pisau/gunting sebagai alatnya. Ambilah sehelai kertas tipis (yang tembus cahaya), yang ukurannya lebih besar sedikit dari ukuran dalam rangka Screen, lalu dilapisi dengan larutan sirlak dengan spiritus atau larutan Arabische gom dalam air, yang tipis tapi rata, terus dikeringkan.

Selanjutnya, kertas tersebut diletakkan di atas gambar corak yang udah kita print, dan corak-corak yang warnanya sama digambar pada kertas tersebut pake pensil. Kemudian kertas yang telah digambari kita potong-potong pake silet, sehinga merupakan gambar yang berlubang. Demikian juga wat warna-warna yang lain dikerjakan, sehingga memperoleh satu gambar berlubang untuk tiap warna.

Pekerjaan terakhir ialah melekatkan gambar berlubang tersebut pada gasa Screen dengan menempelkan permukaan gambar yang ada lapisan sirlak atau gom Arabische menghadap ke gasa Screen bagian luar. Selanjutnya untuk gambar yang dilapisi sirlak disetrika dari bagian yang tidak ada lapisan sirlaknya, sambil ditekan sampai gambar melekat betul pada gasa.

Setelah selesai pekerjaan tersebut, bagian dalam dari Screen kita lapisi dengan lak yang tahan terhadap obat-obat kimia yang terdapat dalam tinta pencapan dengan memakai kapas atawa kain yang lunak, dibasahi setengah basah dengan pelarut tersebut, kemudian digosok-gosokkan, sampai lubang menjadi bersih. Untuk mencegah Screen bocor, hendaknya sebelah pinggir dekat rangka dilapisi pula dengan Screen-laquer dari bagian luar atau dilapisi dengan kertas kraft keempat sisi dekat pingir rangka. Selanjutnya dikeringkan, dan setelah kering Screen tersebut siap untuk disablonkan.Mudah, tapi rumit… SEBUAH printer baru yang kemudian dimodifikasi disertai tinta khusus menjadi modal utama membentuk usaha sablon digital sederhana di Jakarta.

Tidak hanya kamera yang masuk era digital, sablon merupakan salah satu produk sampingan era digital. Digitalisasi sablon membuat banyak waktu yang bisa dihemat, dan kualitas produk yang bisa ditingkatkan.
Apa yang membedakan sablon digital dengan sablon biasa? Pada sablon biasa, sulit bagi kita membayangkan harga pemesanan 50 buah kaus dengan 50 gambar yang berbeda. Harganya tentu sangat mahal, karena masing-masing gambar membutuhkan screen sablon terpisah.
Bagi produk sablon digital, prinsip kerja sablon yang diubah menjadikannya cukup bersaing dengan harga pasar, di samping kualitasnya yang sangat baik. Bagi Anda yang masih berada di bangku SD dan SMP pada tahun 1960-an dan 1970-an, pasti terkenang pemusik yang beken pada saat itu.

Wajah Alice Cooper, John Lennon, dan grup Deep Purple tak asing bagi kita. Gambar wajah mereka pun bisa kita cetak di atas T-shirt menggunakan setrika panas. Kualitas sablon setrika pada masa itu masih pas-pasan, tetapi cukup lumayan buat bergaya dengan wajah pemusik idola.
Generasi kini Generasi sablon setrika sekarang menggunakan tinta khusus yang didatangkan dari luar negeri.
Dengan tinta seharga Rp 450.000,00 kita dapat membuat sebanyak 100 kaus dengan gambar sablon yang berlainan.

Proses pembuatannya juga sederhana, yaitu menggunakan tinta khusus, sebuah printer inkjet yang dimodifikasi, serta mesin pres. Hanya dengan tiga alat inilah, sablon digital sudah bisa dicetak pada kaus. Gambar atau foto yang kita ambil dengan kamera digital, kemudian disempurnakan pada layar komputer. Hasil pekerjaan di layar komputer kemudian dicetak pada kertas HVS biasa. Tidak seperti cara konvensional, kita tak lagi menggunakan screen. Hasil gambar yang kita lihat di layar komputer secara utuh tercetak menggunakan printer modifikasi.

Dalam hal ini, kertas hanya menjadi media pemindah, karena kualitas tinta yang memegang peranan. Dan pada saat gambar selesai dicetak di atas kertas, kertas tersebut kemudian bisa dipindahkan ke atas kaus dan ditekan menggunakan mesin pres sederhana.

Hasilnya menggembirakan, gambar warna yang kita saksikan di kertas pindah secara utuh ke atas kaos dengan resolusi tinggi. Tidak seperti sablon biasa yang membutuhkan waktu lumayan lama untuk proses pengeringan, proses pengeringan pada sablon digital hanya 30 detik. Dengan teknik ini, tentu saja tak hanya kaus yang bisa kita cetak dengan gambar kesukaan kita. Penghematan bisa dilakukan jika media yang digunakan bertekstur, seperti tas anak sekolah.

Dengan tekstur seperti itu, penggunaan tinta bisa dihemat, sehingga hasil akhir bisa lebih banyak. Namun hasil gambar tidak terpengaruh, karena tercetak di atas media bertekstur.
Oke, Sampai disini dulu, sobat sekalian….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar